Selasa, 03 April 2012

Penjelasan Tentang A.K.I


AKI MEMPUNYAI VISI DAN MISI YANG JELAS :

VISI  : MENCERDASKAN BANGSA
MISI : MENYELAMATKAN MANUSIA YANG KEGELAPAN HATINYA KEPADA TUHANNYA

VISI MISI INI TELAH DIMINTAKAN LAPORANNYA OLEH MABES POLRI PADA TANGGAL 31 MEI 2006 DIJAKARTA.

PEDOMAN KERJA YAITU 12 PASAL.:

1. BERUSAHA UNTUK MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN Y.M.E
2. BERUSAHA UNTUK MENJAUHKAN DIRI DARI SIFAT SOMBONG DAN KETABAKURAN.
3. BERUSAHA UNTUK MENJAUHKAN DIRI DARI SIFAT BERKHIANAT KEPADA SESAMA INSANNYA.
4. BERUSAHA UNTUK DAPAT SALING TOLONG MENOLONG SESAMA INSANNYA DENGAN TIDAK MEMILIH MILIH SUKU BANGSA DAN AGAMA.
5. AMANAT KEAGUNGAN ILAHI INI BUKAN DINAMAKAN ALIRAN, BUKAN KEPERCAYAAN, BUKAN GOLONGAN,  BUKAN KEBATHINAN JUGA BUKAN PARTAI POLITIK JUGA BUKAN PARTAI ORGANISASI DAN SEJENISNYA.
6. INSAN INSAN YANG TELAH MENERIMA DAN MERASAKAN AMANAT KEAGUNGAN ILAHI INI HANYA KHUSUS UNTUK DIRINYA, YANG TIDAK MENYANGKUT DIRI ORANG LAIN.
7. SUDAH TIDAK DAPAT DIBENARKAN LAGI UNTUK MEMOHON, MEMINTA MINTA MELALUI BENDA BENDA BERWUJUD, MELAINKAN HARUS LANGSUNG KEPADA TUHAN Y.M.E
8. TIDAK DIBENARKAN DIRINYA MENGAKUI “ SUDAH BENAR “ DAN TIDAK DIBENARKAN MENYALAHKAN KEPADA KEPERCAYAAN DIRI ORANG LAIN.
9. HARUS MAMPU MELAKUKAN SIFAT “ BUDI LUHUR, SOPAN SANTUN, RENDAH HATI “ DIANTARA SESAMA INSANNYA.
10. DIWAJIBKAN SELALU MAWAS DIRI, AGAR TIDAK MELAKUKAN DARI APAPUN YANG SIFATNYA MERUGIKAN ORANG LAIN.
11. DIWAJIBKAN SECARA LAHIR BATIN UNTUK MEMBANTU KELANCARAN SITUASI PEMERINTAHAN YANG BERLAKU DIDAERAHNYA MASING MASING.
12. INSAN INSAN YANG TELAH MENERIMA DAN MERASAKAN “ AMANAT KEAGUNGAN ILAHI “ INI HARUS SELALU BERTANGGUNG JAWAB, DARI APAPUN YANG TELAH DILAKUKAN ATAS PERBUATAN DIRINYA.

BERUSAHA
SUCI UCAP : SETIAP KALIMAT YANG DIUCAPKAN HENDAKNYA MENGANDUNG KEBENARAN ( ARTINYA BERUSAHA JUJUR ).

SUCI HATI : TIDAK PRADUGA PRASANGKA KARENA SESUNGGUHNYA PRADUGA PRASANGKA ITU SEBAGIANNYA ADALAH DOSA. TIDAK MASUK KEDALAM RUMAH MALAIKAT YANG DALAM RUMAH ITU ADA ANJINGNYA, ARTINYA : DIHATI KITA INI JANGAN MEMELIHARA SIFAT PERIKEANJINGAN ( PRADUGA PRASANGKA, JOROK, TIDAK MALU, DAN SERAKAH )

SUCI AHLAK : BERKARAKTER, BUDI LUHUR, SOPAN SANTUN, RAMAH TANAH, RENDAH HATI, PEMAAF, SABAR, KASIH SAYANG, DAN SOLEH.

HANYA PERCAYA DIDUNIA INI HANYA ADA SATU TUHAN DAN TUHAN TIDAK BISA DISEKUTUKAN DENGAN BENDA BENDA BERWUJUD APAPUN DIDUNIA INI.

AKI MEMBERANTAS KEMUSYRIKAN.
TELAH RIBUAN UMAT MENERIMA AKI ( SINAR KUASA KASIH ILAHI ).
DAN TELAH MENGHANCURKAN BERKARUNG KARUNG BENDA BENDA YANG SELAMA INI DIKULTUSKAN OLEH SEMENTARA UMAT UMAT YANG MENGAKU BERTUHAN YANG MAHA ESA, TETAPI MASIH MENGKOLTUSKAN / MENGKRAMATKAN BENDA BENDA BERWUJUD SEBAGAI AJIMAT/ PUSAKA YANG DIYAKINI SEBAGAI PEMBAWA KESELAMATAN, DIANTARANYA SEPERTI :
CINCIN CINCIN BATU, KERIS, TOMBAK, IKAT PINGGANG , LAFADS, AJIAN ILMU KEBAL, MINYAK MINYAK PENGUNDANG JIN ( KHODAM / THOGUT ) YANG DIPERCAYA MENDATANGKAN KESELAMATAN.
SEPERTI DALAM ALQURAN SURAT
(Al-Baqarah: 256). "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 256).

AKI JUGA MELURUSKAN UMAT UMAT YANG TERSESAT, YANG DAHULU MEREKA CARA BERDOA MEMOHON, MEMINTA, KEPADA TEMPAT TEMPAT TERTENTU, DAERAH DAERAH TERTENTU YANG SEOLAH OLAH MEMBERIKAN KAROMAH, BERKAH SERTA HIDAYAH.

AKI JUGA SENANTIASA : BERSYUKUR
DENGAN * MENYEMBELIH HEWAN ( QS. AL KAUTSAR AYAT 1 – 3 )
                 * MEMILIHARA LINGKUNGAN HIDUP
                 * BERAMAL

JANGAN JANGAN YANG MENYEBUT AKI SESAT ITU, JUSTRU DIRINYA SENDIRI YANG SESAT SESUNGGUHNYA.

KANDUNGAN AJARAN AKI BERDIMENSI SPIRITUAL YANG ARTINYA MELIPUTI ( KEMANUSIAAN, KEROHANIAN, KEJIWAAN, KEBATHINAN )

KEAGAMAAN TANPA SPIRITUAL IBARAT JASAD TANPA ROH.
DARI 12 PASAL DIATAS KEMUDIAN USAHA YANG DITEMPUH JEMAAH AKI DALAM MOTO :
* SUCI UCAP
* SUCI HATI
* SUCI AHLAK

KIRA KIRA TOLONG YANG MENUDUH SESAT, SEKIRANYA BISA MENJELASKAN DIMANA SESATNYA ???

SINAR KASIH KUASA TUHAN :
PANGGILAN TUHAN : TUHAN, BERKENDAK MENYELAMATKAN KITA DAN MEMANGGIL KITA DENGAN PANGGILAN KUDUS, BUKAN BERDASARKAN PERBUATAN KITA, MELAINKAN BERDASARKAN MAKSUD DAN KASIH KARUNIA TUHAN SENDIRI AGAR MANUSIA BISA KEMBALI PULANG KETEMPATNYA YANG SEBENARNYA.
MENURUT  ALQURAN : AL MA’ ARIJ AYAT 4
JARAK DARI BUMI KETEMPAT YANG DIMAKSUD DALAM SURAT ITU ADALAH 50000 TAHUN. BILA DITEMPUH MANUSIA TELAH BANYAK TESTIMONI / KESAKSIAN ORANG YANG MAU MENINGGAL DUNIA TELAH DIBERITAHUKAN JAUH HARI SEBELUMNYA DIA SUDAH DISIAPKAN KENDARAAN UNTUK PULANG KEKAMPUNG AKHIROT.

SESUAI SURAT : AL ISRA AYAT 72
BARANG SIAPA YANG SEWAKTU HIDUP DIDUNIA INI GELAP MATA HATINYA, MAKA DIKEHIDUPAN BERIKUTNYA AKAN LEBIH GELAP DAN TERSESAT DARI JALANNYA.

MUI SUMBAGSEL TAHUN 1989
MENGATAKAN A.K.I TIDAK SESAT.

84 komentar:

  1. tapi kenapa bisa mngucapkan aku bersaksi tiada tuhan selain allah... dan aq bersaksi bahwa roh kudus yesus kristus adalah utusan allah.... berarti dengan sangat beraniny kalian mencampur aduk ayat suci alkuran dengan bahasa yg tidak dimengerti..... bersaksi itu jangan sembarangan jangan diubah ubah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa hai insan aji jul jabar asma, saya salut apa yang anda tanyakan, tapi sudah kah anda tanya kan pada diri anda apa2 yang ada di diri anda yang menyekutukan Allah atau kisesatan anda sendiri pada Allah, dan bagaimana anda menyelsaikannya kesesatan anda sendiri. kalau anda bisa berarti anda orang pertama yg saya tahu.

      Hapus
    2. Jika anda termasuk golongan orang orang yang diberi petunjuk dan tahu siapa sebenarnya sosok "Aki Muhammad Sayamsu Usman" sudah barang pasti kalian semua akan mengikuti ajarannya.

      Tetapi sayang tidak banyak diantara kalian yang tahu jati dirinya dan bahkan pengikutnya sendiripun tidak tahu, namun meskipun demikian para pengikutnya termasug golongan hambah hambah yang beruntung.

      Siapa beliau Aki Muhammad Syamsu Usman? beliaulag yang kedatangannya telah diramalkan Oleh Baginda Rasulluloh Muhamnad SAW pada 13 abad yang lalu.
      -Semar Katon-

      Hapus
    3. Jika anda termasuk golongan orang orang yang diberi petunjuk dan tahu siapa sebenarnya sosok "Aki Muhammad Sayamsu Usman" sudah barang pasti kalian semua akan mengikuti ajarannya.

      Tetapi sayang tidak banyak diantara kalian yang tahu jati dirinya dan bahkan pengikutnya sendiripun tidak tahu, namun meskipun demikian para pengikutnya termasug golongan hambah hambah yang beruntung.

      Siapa beliau Aki Muhammad Syamsu Usman? beliaulag yang kedatangannya telah diramalkan Oleh Baginda Rasulluloh Muhamnad SAW pada 13 abad yang lalu.
      -Semar Katon-

      Hapus
  2. AKI itu untuk orang islam, non islam, atau untuk semua manusia (lintas agama & bangsa) ..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aki itu adalah Islam yang sebenar benarnya

      Hapus
  3. AKI untuk seluruh umat manusia di atas bumi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wamalaikatihi, warosulihi, abduhu sirotol mustaqim

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Sblm nanya islam atau non islam. Anda harus tahu islam itu apa.

    BalasHapus
  6. BERIKUT INI KUTIPAN SURAT KEPUTUSAN


    Kutipan Surat Keputusan :

    KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT
    Nomor : R-538/P2.3/Dsb.1/11/1993 Bandung, 10 Nopember 1993
    Bersifat : Rahasia
    Lampiran : 1 (satu) berkas
    Perihal : Aliran Amanat Keagungan Ilahi (AKI)
    Kepada : YTH. SDR. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI / KEPALA CABANG KEJAKSAAN NEGRERI SE – JAWA BARAT

    Sehubungan akhir-akhir ini Kajati Jabar menerima laporan dari beberapa Kajari tentang kegiatan dari Aliran Kepercayaan Amanat Keagungan Ilahi (AKI), dengan ini kami sampaikan informasi dan petunjuk-petunjuk sebagai berikut :

    1. Amanat Keagungan Ilahi (AKI) adalah suatu ajaran yang dikembangkan oleh Sdr. MOCH. SYAMSU atau biasa dikenal dengan panggilan AKI SYAMSU.

    2. Pada tahun 1979 MOCH. SYAMSU mengembangkan Aliran “Kepribadian” di Jawa Barat yang pada saat itu yang bersangkutan berdomisili di Bandung.

    3. Aliran “Kepribadian” yang berkembang oleh MOCH. SYAMSU ternyata mencapur adukan antara beberapa agama/kepercayaan yaitu antara Islam dengan Hindu dan Kong Fu Tse bahkan melakukan praktek ajaran Aliran “Kepribadian” secara bersama-sama antara pemeluk Agama Islam, agama Hindu, dan Kong Fu Tse.

    4. Kajati Jabar telah melarang Aliran “Kepribadian” di seluruh Jawa Barat berdasarkan SK Nomor : Kep-45/K2.3/12/1979 tanggal 4 Desember 1979.

    5. Pada tahun 1982 MOCH. SYAMSU pindah ke Kabupaten Serang dan disana mengembangkan ajaran “Taqwa/Amanah Keagungan Tuhan”/”Pendekatan diri kepada Allah” yang ajarannya sama dengan ajaran Aliran “Kepribadian”.

    6. Kajari Serang telah melarang aliran “Taqwa”/”Amanah Keagungan Tuhan”/”Pendekatan diri kepada Allah” berdasarkan SK Nomor : KEP-002/K.2/22-2/82 tanggal 24 Pebruari 1982.

    7. Pada tahun 1991 MOCH. SYAMSU kembali menyebarkan ajarannya di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan nama Amanat Keagungan Ilahi (AKI) dibantu oleh murid-muridnya/pengikutnya yang ternyata ajarannya tidak berbeda dengan ajaran/aliran yang dikembangkan oleh MOCH. SYAMSU sebelumnya.

    8. Kajari Subang dan Kajari Purwakarta telah melarang ajaran Amanat Keagungan Ilahi (AKI) masing-masing dengan SK Kajari Subang Nomor : KEP-01/K2.24/Dks.3/5/91 tanggal 1 Mei 1991, dan SK Kajari Purwakarta Nomor : KEP-525/K2.20.2/Dks.3/5/1991 tanggal 30 Mei 1991.

    9. Dengan munculnya kembali ajaran Aliran “Amanat Keagungan Ilahi” (AKI) yang disebarkan oleh MOCH. SYAMSU beserta para pengikutnya, dengan ini diminta kepada Kajari yang belum melarang aliran tersebut agar mengambil langkah-langkah yang mengarah kepada pelarangan/pembekuan dengan tetap berpedoman kepada Distrubusi “W” Kejaksaan diseluruh Indonesia Nomor : B-907/D.1/7/1981 tanggal 30 Juli 1981 perihal pelarangan/pembekuan aliran kepercayaan, dan hasilnya dilaporkan dengan segera kepada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

    Demikian agar menjadi maklum.

    An. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

    JAWA BARAT

    ASISTEN INTELIJEN,


    ttd


    hmwcnucipayung

    BalasHapus
  7. BERIKUT INI KUTIPAN SURAT KEPUTUSAN


    Kutipan Surat Keputusan :

    KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT
    Nomor : R-538/P2.3/Dsb.1/11/1993 Bandung, 10 Nopember 1993
    Bersifat : Rahasia
    Lampiran : 1 (satu) berkas
    Perihal : Aliran Amanat Keagungan Ilahi (AKI)
    Kepada : YTH. SDR. KEPALA KEJAKSAAN NEGERI / KEPALA CABANG KEJAKSAAN NEGRERI SE – JAWA BARAT

    Sehubungan akhir-akhir ini Kajati Jabar menerima laporan dari beberapa Kajari tentang kegiatan dari Aliran Kepercayaan Amanat Keagungan Ilahi (AKI), dengan ini kami sampaikan informasi dan petunjuk-petunjuk sebagai berikut :

    1. Amanat Keagungan Ilahi (AKI) adalah suatu ajaran yang dikembangkan oleh Sdr. MOCH. SYAMSU atau biasa dikenal dengan panggilan AKI SYAMSU.

    2. Pada tahun 1979 MOCH. SYAMSU mengembangkan Aliran “Kepribadian” di Jawa Barat yang pada saat itu yang bersangkutan berdomisili di Bandung.

    3. Aliran “Kepribadian” yang berkembang oleh MOCH. SYAMSU ternyata mencapur adukan antara beberapa agama/kepercayaan yaitu antara Islam dengan Hindu dan Kong Fu Tse bahkan melakukan praktek ajaran Aliran “Kepribadian” secara bersama-sama antara pemeluk Agama Islam, agama Hindu, dan Kong Fu Tse.

    4. Kajati Jabar telah melarang Aliran “Kepribadian” di seluruh Jawa Barat berdasarkan SK Nomor : Kep-45/K2.3/12/1979 tanggal 4 Desember 1979.

    5. Pada tahun 1982 MOCH. SYAMSU pindah ke Kabupaten Serang dan disana mengembangkan ajaran “Taqwa/Amanah Keagungan Tuhan”/”Pendekatan diri kepada Allah” yang ajarannya sama dengan ajaran Aliran “Kepribadian”.

    6. Kajari Serang telah melarang aliran “Taqwa”/”Amanah Keagungan Tuhan”/”Pendekatan diri kepada Allah” berdasarkan SK Nomor : KEP-002/K.2/22-2/82 tanggal 24 Pebruari 1982.

    7. Pada tahun 1991 MOCH. SYAMSU kembali menyebarkan ajarannya di Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan menggunakan nama Amanat Keagungan Ilahi (AKI) dibantu oleh murid-muridnya/pengikutnya yang ternyata ajarannya tidak berbeda dengan ajaran/aliran yang dikembangkan oleh MOCH. SYAMSU sebelumnya.

    8. Kajari Subang dan Kajari Purwakarta telah melarang ajaran Amanat Keagungan Ilahi (AKI) masing-masing dengan SK Kajari Subang Nomor : KEP-01/K2.24/Dks.3/5/91 tanggal 1 Mei 1991, dan SK Kajari Purwakarta Nomor : KEP-525/K2.20.2/Dks.3/5/1991 tanggal 30 Mei 1991.

    9. Dengan munculnya kembali ajaran Aliran “Amanat Keagungan Ilahi” (AKI) yang disebarkan oleh MOCH. SYAMSU beserta para pengikutnya, dengan ini diminta kepada Kajari yang belum melarang aliran tersebut agar mengambil langkah-langkah yang mengarah kepada pelarangan/pembekuan dengan tetap berpedoman kepada Distrubusi “W” Kejaksaan diseluruh Indonesia Nomor : B-907/D.1/7/1981 tanggal 30 Juli 1981 perihal pelarangan/pembekuan aliran kepercayaan, dan hasilnya dilaporkan dengan segera kepada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

    Demikian agar menjadi maklum.

    An. KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

    JAWA BARAT

    ASISTEN INTELIJEN,


    ttd


    hmwcnucipayung

    BalasHapus
  8. Hey Fahami Ayat Al - Kautsar ayat ke 2, "hendaklah engkau berqurban". Kurban disini artinya saat Idul Adha.. Kalopun ada kurban yg lain, itu Akikah kelahiran anak!!!
    Selain itu hanya sedekah!!! Pernah denger Ajaran Aki sekarang Ganti Nama KUM (Karisma Usada Mustika), ganti Lagi jd YASKUM, pk yayasan di depan. Masa orang potong kambing sampe puluhan juta??? Gilaak!! Terus jidat di tulis lafadz Allah di jidat pk darah kambing????? Itu sesat!! Paraaahhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi ilmu allah banyak kiki bilang sesat tapi kamu bukan tuhan masalah sesat dan enggaknya itu urusan masing2 insan,,,
      Pahami ajaran islam dgn matang mungkin yg kamu baru pahami islam tingkatan syareat,,
      Sedang kan itu hanya star lah kalo njalankan kndaraan belum sampai tujuan,,,
      Anda jgn mmbuat malu diri anda sndri yah bilang sesat padahal anda yg belum mngerti
      Maksudnya belum pintar banyak2lah blajar lagi ilmu agamanya,,

      Hapus
    2. Kalo anda yang pintar islamnya udh tingkat mana? Bagaimana anda mencapai tingkat keislaman anda yang sekarang? Apa yang harus dicapai agar seseorang boleh mengakui ia sudah berada pada tingkatan tertentu, dan mengatai orang lain bhw ia islamnya baru tingkat sareat?

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Ada sedikit cuplikan kata yang pernah dikatakan gus Dur, mungkin bisa kita pahami bersama "jika kamu membenci seseorang karena tidak bisa membaca Alqur'an, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tp Alqur'an. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tp agama. Jika kamu menjauhi orang yg melanggar moral, berarti yg kamu pertuhankan itu bukan Allah, tp moral. Pertuhankanlah Allah bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua mahluk. Karena begitulah Allah."
    Salam.)*-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu alaikum maaf. Saya hanya meluruskan pemahamanmu mba. Hati hati dengan pemahaman bodoh seperti itu karena bisa membuat aqidah anda tersesat. bagaimana jika kamu berbakti kepada ke dua orang tua mu apakah berarti kamu mentuhankan ibu bapakmu & tidak mentuhankan AllAH. Ingat memperbaiki bacaan al qur'an bukan berarti menuhankan al quran, memperbaiki bacaan & gerakan sholat bukan berarti menuhankan sholat, semua itu adalah perintah AllAH, dan dengan mentaati perintah AllAH dengan mentauhidkannya berarti kita sudah menuhankan AllAH. Hati hati dengan pemahaman alm.Gsdr. sebab pemahaman seperti itu sangat berbahaya untuk orang yg awam ilmu agama. Karena itu berkaitan dengan ilmu tauhid & ilmu aqidah. Pelajarilah dalil al quran & as sunnah serta tafsirnya insyaAllAH kita tidak akan tersesat didunia ini. Semoga kita diberikan jalan yang lurus

      Hapus
  11. yang saya tahu islam yang benar itu satu... mengikuti perintah alloh dan rosulnya.... jika menyimpang ajaran rosulnya itu bukan islam. sholat itu wajib sholat itu langsung perintah alloh kepada nabi besar kita nabi muhammad dari langit ke tujuh....karena dengan sholat bisa membedakan mana yang muslim.....

    BalasHapus
  12. yang saya tahu islam yang benar itu satu... mengikuti perintah alloh dan rosulnya.... jika menyimpang ajaran rosulnya itu bukan islam. sholat itu wajib sholat itu langsung perintah alloh kepada nabi besar kita nabi muhammad dari langit ke tujuh....karena dengan sholat bisa membedakan mana yang muslim.....

    BalasHapus
  13. Bener yac.. di aki ada namanya uanf shalawat.. makin lama makin besar nominalnya. Saat idul fitri pun setor ke pemimpin bkn zakat fitrah.. sesat g? Yg sy tau shalawat pujian atau doa buat rasull bkn berbentuk uang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi ,,, sebaiknya bapak pahami dulu telusuri jangan hanya katanya yg saya tau solawat itu gk ada paksaan ,,,

      Hapus
  14. Wahai sahabtu semunya di seluruh nusantara aku bukan la siapa2 dan aku bukanla golongan dr siapa2,aku hny meluruskan dr apa yg kita lihat tidak lurus,wahai saudaraku baik islam hindu budha katolik protestan,kl kita debat soal agama tidak akan ada ujung nya sbb setiap agama itu mempunyai aturan masing2 untuk ke jalan tuhan,tp kalau kita bicara tentang ketuhanan maka semuanya itu sama isinya,maka dr itu sebelum kita menyalakan orang lain mari kita salakan diri kita sendiri,yaitu dgn cara kenapa kita semua tidak mau membaca detil,dan menjabarkan isi kita agama masing2,seandainya kita semua membaca dan mengerti arti dan makna baca'an kita kita sendiri dgn jeli dan mau mengerjakan isi dari kita kita sendiri,maka kita semua tidak akan ada perdebatan dan permusuhan krn semua kitab itu isinya sama yaitu tentang aklak kita kepada sesama dan diri kita kepada tuhan nya,bila mn ada yg sering protes dan menyalakan antara agama berarti dia tidak bisa membaca isi kitab agama nya masing2.

    BalasHapus
  15. Saudaraku semua biar kita tidak ada perdebatan mari kita bersama sama renungkan sejenak,agama kita jangan dulu mengaku suda benar dan jangan dulu menyalakan agama lain,buat agama hindu dia tegu smp sekaran tetap satu agama,buat agama buda juga sama tetap masi satu agama,buat katolik sama masi satu,buat kristen jg sama masi satu agama,skrng saya mau nanya kepada agama islam...????????dulu nabi muhamad membawa agama islam itu cuma satu yaitu cuma ISLAM saja tidak ada yg lain tp knp sekarang agama islam lebih dari 72 agama,ada muhamadya,persis,amadya,alhli suna walijama'a dan lain2,skrng saya mau nanya apakah mereka membentuk agama islam lagi itu atas ijin siapa allah dan apakah nabi muhamad perna memerintakanya umat nya untuk bikin agama islam lain yg skrng jadi 72 golongan???apakah itu tidak termasuk jelas2 sesat juga yg membikin agama tmp perinta nabi dan allah,mari kita renungkan bersama sama agar tidak menyalakan dari segi agama dan kepercaya'an orang lain wassalam.

    BalasHapus
  16. Satu hal lagi yg bodoh buat agama islam knp setiap agama hindu,buda,katolik,protestan tidak perna berdebat kok agama islam yg termasuk agama paling muda di dunia kok ribut trs sesama agama islam,berarti uda jelas2 diri anda itu tidak tau isi alqur'an,coba sekarang anda semua masing2 tanyakan sama guru ngaji atau pak kiyai mu,baik dari islam muhamadya,ahli suna walijama'a,ahmadya,persis dan lain2 nya tolong tanyakan pd guru ngajimu atas izin siapa guru anda membentuk agama islam lain,sedangkan jelas2 nabi muhamad islam nya itu cm satu,terus anda berani ga bilang ke guru mu AGAMA SESAAAAAT...karena tela membikin agama tampa ijin nabi muhamad dan allah.

    BalasHapus
  17. Smoga kalian semuanya sadar diri dan tidak lagi menyalakan agama dan kepercaya'an orang lain,sbb agama anda juga belum tentu sudah benar di mata tuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Al kafirun...... Kalau anda bukan muslim. Mending gak usah komen. Ini urusan akidah umat islam.

      Hapus
  18. apa anda anda dari lahir sampe hidup sekarang sudah tau yg namanya jati diri.??? jawab ya, terutama yg menganggap aki sesat.

    BalasHapus
  19. Bicara konteks agama sampai kiamat Tidak akan selesai. bagaimana dalam konteks keimanan?

    BalasHapus
  20. Berbicara masalah perbedaan dalam agama memang tidak akan ada habisnya..yg ada hanyalah perpecahan antar agama, kenapa sih kita selalu lihat dr sisi perbedaan nya ? Padahal sudah jelas dalam keterangan "Laillahaillah" kita cari persamaan dalam perbedaan insya Allah akan rukun

    BalasHapus
  21. Berbicara masalah perbedaan dalam agama memang tidak akan ada habisnya..yg ada hanyalah perpecahan antar agama, kenapa sih kita selalu lihat dr sisi perbedaan nya ? Padahal sudah jelas dalam keterangan "Laillahaillah" kita cari persamaan dalam perbedaan insya Allah akan rukun

    BalasHapus
  22. KETUHAN KITA SAMA, KEYAKINAN KITA BEDA.
    AKU TIDAK MENYEMBAH APA YANG AKU SEMBAH ENGKAU TIDAK AKAN MENYEMBAH APA YANG AKU SEMBAH. BAGIKU AGAMAKU BAGIMU AGAMAMU. TITIK.
    maaf yang bikin blog ini. kurang bertanggung jawab. tidak dapat mengatasi kontroversi apa yg telah ditulisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg anda komrn Itu bukan y tentang toleransi sesama umat beragama yg ada di surat al kafirun.
      Brati anda juga harus toleransi

      Hapus
  23. Yg baru bisa mnjalankan ucap sbaiknya diam dan belajar mncari tau bkn mncela. Kalau cm ucap Anak TK pun bisa. Sdangkan amnah itu bkn ucap lagi. Tp bljar mnjalankan yg kalian ucap stiap hari dmesjid. Sblum klian ucap yg g baik sbaiknya kaluan kaji diri kalian itu,pemahaman dari maksud Allah itu. Kalian mmbaca alquran stiap hari dan tanpa mngetahui isinya,sedangkan amnah itu sudah maqom mnjalankan yg stiap hari kalian baca. Rosulullah pernah berkata:senjata paling tajam di muka bumi adalah lisan.jadi jga lisanmu bila u br tau cm di ucapny saja.

    BalasHapus
  24. Yg baru bisa mnjalankan ucap sbaiknya diam dan belajar mncari tau bkn mncela. Kalau cm ucap Anak TK pun bisa. Sdangkan amnah itu bkn ucap lagi. Tp bljar mnjalankan yg kalian ucap stiap hari dmesjid. Sblum klian ucap yg g baik sbaiknya kaluan kaji diri kalian itu,pemahaman dari maksud Allah itu. Kalian mmbaca alquran stiap hari dan tanpa mngetahui isinya,sedangkan amnah itu sudah maqom mnjalankan yg stiap hari kalian baca. Rosulullah pernah berkata:senjata paling tajam di muka bumi adalah lisan.jadi jga lisanmu bila u br tau cm di ucapny saja.

    BalasHapus
  25. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  26. Yg baru bisa mnjalankan ucap sbaiknya diam dan belajar mncari tau bkn mncela. Kalau cm ucap Anak TK pun bisa. Sdangkan amnah itu bkn ucap lagi. Tp bljar mnjalankan yg kalian ucap stiap hari dmesjid. Sblum klian ucap yg g baik sbaiknya kaluan kaji diri kalian itu,pemahaman dari maksud Allah itu. Kalian mmbaca alquran stiap hari dan tanpa mngetahui isinya,sedangkan amnah itu sudah maqom mnjalankan yg stiap hari kalian baca. Rosulullah pernah berkata:senjata paling tajam di muka bumi adalah lisan.jadi jga lisanmu bila u br tau cm di ucapny saja.

    BalasHapus
  27. asalamualakum wr wb saya juga prnah ikut dalam ajaran aki di depok dan bgitu banyak barokah yg saya rasakan dari ajaran aki dan di luar dari ajaran aki saya juga tetap blajar ilmu agama kepada ustad dan habaib di daerah saya,, jadi ajaran aki itu bkn menyangkut tentang ilmu agama tpi menyangkut tentang pencarian jati diri ,, wasalam

    BalasHapus
  28. ass,,,saya anak jaman now yang dari kecil ngaji dan dengerin ustzad ceramah dimasjid,tv dll..
    agama saya islam yang hanya menjalankan perintah dn menjauhi segla larngan Allah SWT.
    dan al-quran pedoman agama saya,..yang sering saya baca dipengajian.
    Pengalaman pribadi akan sya ceritakan disini.

    Dulu ayah kndung saya menganut ajaran AKI dan waktu itu juga saya bilang dn saya fikir ajaran ini sesat...
    sampai berapa tahun kemudian ayah sya masih menganut ajarn ini.
    dan saya pun tetap kekeh ajaran ini sesat..

    akhir saya coba datangin perkumpulan ajaran ini di jakarta dengan ayah saya ada disana...hanya sekedar menyaksikan apa yang mereka lakukan sampai berberapa hari..

    dengan akal pikiran saya yg sehat saya pun menyaksikan perkumpulan AKI yg di anut ayah saya tidak ada yg menyesatkn..
    hanya berkumpul ngopi dan merokok sambil berbincang masalah dosa diri perbuatan mereka masing2 selama hidup,
    di ajaran AKI tidak ada saling menyalahkan orang lain,melainkan koreksi diri...

    ayat demi ayat al-quran bukan sekedar dibaca disini,seperti waktu dulu saya baca di pengajian...di AKI ayat demi ayat al-quran dipolakan maksudnya dipahami dan dijalankan dengan benar sesuai ajaran islam dn tidak menyimpang sama sekali.

    dan saya pun yg tadinya mencurigai aliran AKI sesat ternyata salah..dan akhirnya saya belajar aliran AKI dan masuk kedalamnya bersama ayah saya dengan tidak dipaksa ataupun dicuci otak saya...
    karna di AKI akal dan pikiranlah yang dipakai...
    karna setiap ucapan demi ucapan mereka selalu masuk akal dan benar...
    saya merasa ketenangan hati masuk kedunia AKI..
    karna AKI mengajarkan kebaikan dan melarang yang tidak benar sama di al'quran dan saya pun menjalankan ayat demi ayat bukan sekedar dibaca...
    karna tubuh ini kotor dan saya tidak ingin menambah kotor.
    dan disini say mengenal sang pencipta Allah SWT.

    Wasallam..

    BalasHapus
  29. Mau tanya kenapa di aki tidak diwajibkan adanya puasa ramadhan, tapi malah puasa buah 9 hari mohon dijelaskan yaa terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Saya baru dengar puasa buah 9hr....saya tanya balik, dapat info dr mana sampean gan?

      Hapus
    4. Lalu siapa yg mengatakan puasa romadhon tidak wajib dlm AKI? coba sebutkan dapat dari mana info tsb?

      Hapus
    5. Sebaiknya anda and tanya di internet datang langsung biar di jelaskn dan biar jlas

      Hapus
  30. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatuh. Afwan ana ingin meluruskan semua ajaran Amanat Keagungan Ilahi, Kharisma usada mustika & RASI mental spiritual masyarakat. Jika ingin mempelajari ilmu agama dengan baik dan benar harus pakai dalil Al-Qur'an & As'sunnah sesuai dengan pemahaman para salafusholeh ( sahabat nabi ). Yang menyebabkan umat ini tersesat karena mereka memahami ayat al-qur'an saja dengan pemahaman akal logika sendiri, padahal itu sebuah kesalahan yang fatal. Semua ayat al qur'an sudah ada tafsirannya di dalam as'sunnah / hadist nabi. Jadi mempelajari dalil al quran dengan akal logika sendiri akan menimbulkan kesesatan. dalam syariat islam, jika ingin mengenal AllAH kita harus mengenal TAUHID asma wa sifat/ asmaul husna, setelah mengenal tauhid barudeh pelajari aqidah kita & manhaj kita. Agar tidak menyimpang dalam pemikiran. Cara beragama dengan baik dan benar itu segala sesuatu yang kita amalkan dalam segi ibadah harus pakai dalil al-qur'an & hadist sesuai dengan pemahaman para sahabat nabi, jangan pakai pemahaman diri sendiri, sebab timbulnya bid'ah bid'ah adalah memahami ayat al quran dengan akal logika sendiri tanpa mempelajari hadist nabi dan pemahaman salafusholeh/sahabat nabi. Agama ini sudah sempurna, tidak boleh ditambah tambah lagi & tidak boleh dikurang kurangi lagi.

    BalasHapus
  31. Mohon di baca ikhwan dan akhwat. Inilah sabda sabda rasulullah tentang bid'ah "suatu perkara baru dalam agama yang tidak ada contohnya dari nabi shallallahu alaihi wasallah. Inilah dalil dalil dari hadist nabi tentang bid'ah.
    .
    Banyak kaum muslimin yang masih meremehkan masalah bid’ah. Hal itu bisa jadi karena minimnya pengetahuan mereka tentang dalil-dalil syar’i. Padahal andaikan mereka mengetahui betapa banyak hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang membicarakan dan mencela bid’ah, mereka akan menyadari betapa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sangat sering membahasnya dan sangat mewanti-wanti umat beliau agar tidak terjerumus pada bid’ah. Jadi, lisan yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari bid’ah adalah lisan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri.

    Hadits 1
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


    “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

    Hadits 2
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

    “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

    Hadits 3
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,



    “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

    Dalam riwayat An Nasa’i,



    “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)

    Hadits 4
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

    “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)

    Hadits 5
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



    “Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya” (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54)

    BalasHapus
  32. Mohon di baca ikhwan dan akhwat. Inilah sabda sabda rasulullah tentang bid'ah "suatu perkara baru dalam agama yang tidak ada contohnya dari nabi shallallahu alaihi wasallam. Inilah dalil dalil dari hadist nabi tentang bid'ah.
    .
    Banyak kaum muslimin yang masih meremehkan masalah bid’ah. Hal itu bisa jadi karena minimnya pengetahuan mereka tentang dalil-dalil syar’i. Padahal andaikan mereka mengetahui betapa banyak hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang membicarakan dan mencela bid’ah, mereka akan menyadari betapa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sangat sering membahasnya dan sangat mewanti-wanti umat beliau agar tidak terjerumus pada bid’ah. Jadi, lisan yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari bid’ah adalah lisan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri.

    Hadits 1
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


    “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)

    Hadits 2
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

    “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)

    Hadits 3
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,



    “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)

    Dalam riwayat An Nasa’i,



    “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)

    Hadits 4
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

    “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)

    Hadits 5
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



    “Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya” (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54)

    BalasHapus
  33. Hadits 6
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

    “Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).

    Dalam riwayat lain dikatakan,

    إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى

    “(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050).

    Al’Aini ketika menjelaskan hadits ini beliau berkata: “Hadits-hadits yang menjelaskan orang-orang yang demikian yaitu yang dikenal oleh Nabi sebagai umatnya namun ada penghalang antara mereka dan Nabi, dikarenakan yang mereka ada-adakan setelah Nabi wafat. Ini menunjukkan setiap orang mengada-adakan suatu perkara dalam agama yang tidak diridhai Allah itu tidak termasuk jama’ah kaum muslimin. Seluruh ahlul bid’ah itu adalah orang-orang yang gemar mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada, juga orang-orang zhalim dan ahli maksiat, mereka bertentangan dengan al haq. Orang-orang yang melakukan itu semua yaitu mengganti (ajaran agama) dan mengada-ada apa yang tidak ada ajarannya dalam Islam termasuk dalam bahasan hadits ini” (Umdatul Qari, 6/10)

    Hadits 7
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

    “Sungguh diantara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan shalat dari waktu sebenarnya’. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?’. Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah'”. Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864)

    BalasHapus
  34. Hadits 8
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا

    “Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)

    Hadits 9
    Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:

    يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ )

    “Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Aku bertanya: ‘Apa itu?’. Nabi bersabda: ‘akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup diantara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia’. Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’. Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat’” (HR. Muslim no.1847)

    Tidak berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunnah-sunnah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan kebid’ahan.

    Hadits 10
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    أَوَّلُ مَنْ يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ

    “Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749)

    Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebid’ahan.

    BalasHapus
  35. Hadits 11
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

    “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” (tanpa tidur). Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku” (HR. Bukhari no.5063)

    Dalam hadits di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebid’ahan, karena ketiganya tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Yaitu puasa setahun penuh, shalat semalam suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bid’ah. Dan berkeyakinan bahwa dengan tidak menikah selamanya itu bisa mendatangkan pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bid’ah. Oleh karena itu Nabi bersabda “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku“.

    Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.

    Wallahu’alam.



    Penulis: Yulian Purnama
    Artikel Muslim.Or.Id

    BalasHapus
  36. Saudariku,
    Bagaimana sikap kita jika mendapatkan teguran dari orang lain saat kita melakukan kesalahan? Apakah kita menerimanya begitu saja mengingat dia orang yang kita segani atau takuti, atau mungkin kita justru merasa sebal dan terhina karena peringatan itu datang dari orang yang tidak kita sukai atau kita anggap lebih rendah dari kita? Ataukah kita justru merasa cuek dengan segala kesalahan dan peringatan yang ditujukan kepada kita, karena merasa bahwa hidup kita adalah milik kita sepenuhnya?


    Teguran yang baik adalah yang menghendaki kita untuk kembali ke kebenaran. Sementara kebenaran itu hanya satu, yaitu yang datang dari Allah dan RosulNya. Alangkah jahil dan berdosanya kita jika tidak tahu hakikat kebenaran. Oleh karena itulah menuntut ilmu syar’i diwajibkan bagi kita, agar kita mengetahui dan kita tidak terjerumus pada kesalahan (kejelekan) yang boleh jadi menurut pendapat kita itu justru sebuah kebenaran (kebaikan).

    Setiap Kita Akan Diminta Bertanggung Jawab

    Sadarilah Saudariku,
    Allah Ta’ala memberikan kepada kita anggota tubuh untuk bergerak, akal untuk berpikir, ini semua kenikmatan yang harus disyukuri, dengan cara menggunakannya untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata, dan beraktifitas keduniawiaan yang bermanfaat dalam kebaikan. Ingatlah firman Allah Ta’ala,

    “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Qiyamah: 36)

    Hendaknya kita berhati-hati dalam berucap dan berbuat, karena semua pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta’ala di akhirat. “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra’: 36)

    Dan balasan yang disediakan oleh Allah Ta’ala di akhirat kelak sesuai dengan amalnya di dunia. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,

    “Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ar-Ra’du:18)

    BalasHapus
  37. Mayoritas Bukan Berarti Benar

    Tahukah Saudariku,
    Setiap hal yang kita anggap benar, dan juga dianggap benar oleh kebanyakan orang (mayoritas), tidaklah selalu benar dalam timbangan syari’at, karena kebenaran tidak diukur dengan pertimbangan hawa nafsu, akal (ra’yu), ataupun diukur dari pendapat mayoritas (jumhur, demokrasi), sehingga Allah Ta’ala pun mengingatkan kita dalam firmanNya,

    “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am: 116)

    Dari Abdurrahman bin Yazid diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Abdullah berkata, ‘Janganlah kamu sekalian menjadi imma’ah.’ Orang-orang yang hadir bersama beliau bertanya, ‘Apakah arti imma’ah itu?’ Beliau menjawab, ‘Yaitu sikap orang yang menyatakan, ‘Saya ikut dengan kebanyakan mereka, baik dalam hal yang ada petunjuknya atau pun dalam hal yang tidak ada petunjuknya (kesesatan).’ Ingatlah, hendaknya masing-masing di antara kamu menguatkan dirinya, yakni bila orang banyak itu kufur, maka engkau tidak ikut kufur.”

    BalasHapus
  38. Inilah 4 hal yang menyebabkan umat tersesat : simak baik baik dari guru kami ustadz sunnah senior. Syaikh.Ustadz.Yazid bin abdul qodir jawas.Hafizhahullah.
    https://m.youtube.com/watch?v=Y73Kcg7KjgQ&t=48s

    BalasHapus
    Balasan
    1. Orang yg sesatmah kalo lagi membenci orang lain, lagi menghina/menjelekan orang lain,lagi tidak ingat sama Allohnya,lagi berbuat dosa.. berarti itu lagi sesat tdk berada di posisi "jalan" kebaikan hehe
      Agama khususnya Islam mengajarkan sikap saling hormat menghormati,sling menghargai,melarang untuk saling membenci.. toh kejadian ustad yg kemarin kecletot lidah di media sosial banyak orang yg memaki2 dgn kata2 kasar,membenci,menghujat..apakah sikap begitu melaksanakan ajaran agama ??, tidak kan ? Malah mengotori agama.. Nabi Muhamad aja ada yg menghina mendzolimi bahkan meludahi tdk pernah mengeluarkan kata2 kasar ataupun membenci, tidak kan ??
      Hehee.. masih banyak ternyata sama akhlak Nabi bagaimana mulianya akhlak nabi

      Hapus
    2. Maksudnya masih banyak yg lupa sama bagaimana mulianya akhlak seorang Nabi,,
      Nabimah selalu punya sifat menyayangi krn mengerti Islam itu mengajarkan cinta kasih😊

      Hapus
  39. AKI itu bkn organisasi,AKI itu bkn partai/politik,AKI itu bkn kebathinan,AKI itu bkn agama tp tdk bisa di pisahkan dgn agama... krn saling berkaitan keterangan agama dgn apa yg sedang belajar di kerjakan oleh umat2 AKI, yg intinya bljr suci hati,ucap,dan akhlak.
    AKI itu tentang hidup dan yg punya hidup (maha hidup), tentang rasa dan yg mempunyai rasa.
    Yg utama dlm AKI adalah untuk brsh selalu mengingat/menyebut nama Tuhannya di dlm hati secara terus menerus, seperti yg terdapat dlm keterangan Alqur'an s.alaraaf 205,yg berbunyi "sebutlah nama Tuhanmu dlm hatimu dgn merendahkan diri dan rasa takut, dr pagi sampai petang dan jngnlah kalian termasuk orang2 yg lalai.." (kurang lebihnya begitu,mf bila salah).
    AKI bukan agama.. jadi untuk urusan ritual ke agamaan seperti halnya sholat 5 waktu, itu di kembalikan lagi ke pribadinya masing2,, bila merasa sholat itu suatu kewajiban, ya laksanakan.. malah AKI mendorong kalo suka melaksanakan sholat berusahalah untuk lbh baik dlm sholat,,
    Begitu jg dgn puasa ramadhan.. bila merasa wajib ya laksanakan, cmn berusahalah untuk lebih baik dlm berpuasa, puasa jngn hanya perut saja.. harus ketemu maknanya puasa dan brsh di terapkan dlm kehidupan sehari2,,begitupun dgn ibadah yg lainnya..
    Dasarnya AKI itu bkn ajaran/agama, jd AKI itu untuk semua orang lintas agama.dlm arti bkn mencampur adukan agama.. contoh : bila ada umat AKI mengajak pada sesama non muslim, hei bro baik gak di agama kamu kalo mengungat Tuhan itu ?, misalkan jawabannya baik dan mau tertarik sama AKI.. silahkan sebut nama Tuhanmu dlm hatimu sesecara trus menerus... untuk soal sembahyang di dlm agamanya di kembalikan ke peribadinya masing2.. tidak melarang !!
    Krn AKI itu suatu alat (nur kuasa) untuk sll mengungat-Nya membukakan hati dari kegelapan sama Tuhannya, bukan kepercayaan atau agama..

    Salam
    Dari Bandung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klu aki bukan agama? Bg mn tuuh aki syamsu terima wahyu?

      Hapus
  40. Afwan, kalau bukan partai,ormas, ilmu kebatinan, berarti AKI adalah ilmu pemahaman, memahami agama islam & mengenal AllAH pakai akal logika sendiri tidak dengan dalil Al-Qur'an & Hadist sesuai dengan pemahaman para sahabat nabi. ??dalam islam tidak boleh seperti itu saudaraku dalam mengenal AllAH & Agama harus dengan tauhid serta dalil Al-Qur'an & hadist sohih, karena jika anda berpemahaman seperti itu, berarti anda sudah menuhankan Akal logika & hawa nafsu, tidak menjadikan Al-Qur'an & hadist'as sunnah sebagai pijakan hidup anda sebagai umat islam, dalil pun harus disertai tafsirannya & sohih agar tidak memahami ayat al quran & hadist pakai hawa nafsu sendiri.karena dalam islam munculnya aliran aliran sesat adalah karena hanya berdalil ayat al qur'an saja & dipahami pakai akal logika sendiri,dan akhirnya muncul pemikiran pemikiran bid'ah. AllAH mengutus rasull untuk diikuti pemahamannya tata cara beragama & kehidupannya, karena dengan kita mengikuti tuntuna yang rasulullah sabdakan akan membawa kita menuju jalan keselamatan didunia & akhirat. Kita tidak sebagai umat islam tidak boleh berbuat se enaknya dalam menjalankan hidup & beragama ini. Karena pesan Rasulullah ketika sebelum wafat, umat islam akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 masuk neraka & yang 1 masuk syurga. Yang 72 itu menurut tafsiran para sahabat,tabi'in & tabiut tabiin, yang 72 golongan itu umat islam yang tidak mempelajari tauhid,aqidah & sunnah rasulullah, dan yang 72 golongan itu bukan ormas ataupun kelompok maupun partai namun yang ke 72 golongan itu 72 pemahaman sesat yang menyimpang dari ajaran al qur'an & sunnah. Sekita rasulullah menyampaikan kepada sahabat bahwa umat islam ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 masuk neraka & 1 masuk sorga. Sahabat bertanaya, siapakah wahai rasulullah yang 1 golongan itu yang selamat, rasulullah bersabda : al jama'ah, al jama'ah, menurut tafsiran para ulama salafusholeh yang dimaksud al jamaah adalah orang orang yang berpegang teguh dengan sunnah rasulullah & sunnah khulfaur rasyidin "sahabat nabi". Antum bisa cek di google tentang apa itu bid'ah & umat islam berpecah belah menjadi 73 golongan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Afwan, kalau bukan partai,ormas, ilmu kebatinan, berarti AKI adalah ilmu pemahaman, memahami agama islam & mengenal AllAH pakai akal logika sendiri tidak dengan dalil Al-Qur'an & Hadist sesuai dengan pemahaman para sahabat nabi. ??dalam islam tidak boleh seperti itu saudaraku dalam mengenal AllAH & Agama harus dengan tauhid serta dalil Al-Qur'an & hadist sohih, karena jika anda berpemahaman seperti itu, berarti anda sudah menuhankan Akal logika & hawa nafsu, tidak menjadikan Al-Qur'an & hadist'as sunnah sebagai pijakan hidup anda sebagai umat islam, dalil pun harus disertai tafsirannya & sohih agar tidak memahami ayat al quran & hadist pakai hawa nafsu sendiri.karena dalam islam munculnya aliran aliran sesat adalah karena hanya berdalil ayat al qur'an saja & dipahami pakai akal logika sendiri,dan akhirnya muncul pemikiran pemikiran bid'ah. AllAH mengutus rasull untuk diikuti pemahamannya tata cara beragama & kehidupannya, karena dengan kita mengikuti tuntuna yang rasulullah sabdakan akan membawa kita menuju jalan keselamatan didunia & akhirat. Kita tidak sebagai umat islam tidak boleh berbuat se enaknya dalam menjalankan hidup & beragama ini. Karena pesan Rasulullah ketika sebelum wafat, umat islam akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 masuk neraka & yang 1 masuk syurga. Yang 72 itu menurut tafsiran para sahabat,tabi'in & tabiut tabiin, yang 72 golongan itu umat islam yang tidak mempelajari tauhid,aqidah & sunnah rasulullah, dan yang 72 golongan itu bukan ormas ataupun kelompok maupun partai namun yang ke 72 golongan itu 72 pemahaman sesat yang menyimpang & tidak mempelajari dalil al qur'an & sunnah. Sekita rasulullah menyampaikan kepada sahabat bahwa umat islam ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 masuk neraka & 1 masuk sorga. Sahabat bertanaya, siapakah wahai rasulullah yang 1 golongan itu yang selamat, rasulullah bersabda : al jama'ah, al jama'ah, menurut tafsiran para ulama salafusholeh yang dimaksud al jamaah adalah orang orang yang berpegang teguh dengan sunnah rasulullah & sunnah khulfaur rasyidin "sahabat nabi". Antum bisa cek di google tentang apa itu bid'ah & umat islam berpecah belah menjadi 73 golongan.

      Hapus
    2. AKI bkn ilmu logika atau ilmu akal, krn AKI itu tentang "rasa", jd apakah rasa itu bisa di akalkan ??
      (Baca ulang lagi koment saya)
      Kata anda kita tdk boleh se enaknya dlm menjalankan agama, toh AKI bkn agama kok ! (Baca ulang lagi).
      Dan bukankah negara menjamin tentang kemerdekaan memeluk agama dan kepercayaan..??
      Pasal 29 ayat 1 dan 2
      1.Negara berdasar atas ketuhanan yg maha esa
      2.Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai dgn agama dan kepercayaannya itu,, kurang lebihnya begitu..
      Anda mungkin berasumsi tentang AKI sesat, sedang Aki itu untuk selalu brsh mengingat/menyebut nama Tuhannya/Allohnya.. apakah dgn mengingat/menyebut nama Alloh stiap saat disebut sesat ??

      Dari dulu Nabi jg kan awal menyebarkan kebenaran Allohnya (Islam) sama kan dituduh sesat dulu sama kaum kafir,difitnah di caci maki dll.

      Hapus
    3. Salah satu contoh menggali tentang rasa, yg di dalam diri stiap orang itu ada sesuatu rasa yg tdk bisa di ajak bohong.. contohnya : kalo kita berbohong dgn sesama manusia, ya bolehlah dgn sesama manusia kita tdk akan ketahuan berbohong.. tp di dalam hati kecil kita akan mengakui kamu bohong..kamu kamu bohong..!

      Jadi sekali lagi saya tegaskan, AKI itu bkn pemahaman tentang akal/ilmu akal.. tp tentang rasa yg jujur di dalam diri manusia yg "sulit untuk di akalkan" !!

      Hapus
    4. Maaf mas. Apa yang anda tuliskan saja tidak nyambung. Harusnya jika kamu bicara tentang AllAH & Rasull harus pakai Dalil, Dalil nya mana ?? Rata rata orang yang mengikuti aliran sesat tidak punya pegangan dalil dari al qur'an & hadist. Bicara tentang AllAH & Rasull pakai hawa nafsu dan logika semata.

      Hapus
    5. Dalilnya alqur'an s.alaraaf ayat 205, al-maidah ayat 35

      Hapus
  41. Karena Allah Ta’ala berfirman,

    إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً

    “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al Isro’: 36). (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam



    Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/2355-akan-dipertanyakan-segala-nikmat.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. JIKA BERAGAMA MENGIKUTI KEBANYAKAN ORANG


      Ustadz Said Yai Ardiansyah Lc, MA

      وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ﴿١١٦﴾إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

      Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persanggkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk. [Al-An’am/6:116-117]

      TAFSIR RINGKAS

      Ketahuilah wahai Rasûlullâh! Sesungguhnya “jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh,” maksudnya seandainya kamu (wahai Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ) mendengarkan, mengambil dan mengikuti pendapat atau saran-saran mereka, maka mereka akan menyesatkanmu secara nyata dari jalan Allâh Azza wa Jalla . Penyebabnya adalah sebagian besar dari mereka tidak memiliki pengetahuan dan ilmu yang haq. Seluruh apa yang mereka ucapkan berasal dari hawa nafsu dan bisikan syaitan.

      “Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja.” Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti perkataan-perkataan yang berasal dari prasangka-prasangka mereka. Tidaklah mereka berbicara kecuali hanya dengan mengira-ngira saja dan berdusta.

      “Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.” Cukuplah bagimu pengetahuan Allâh Azza wa Jalla tentang mereka dan Dia-lah yang Maha Mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan siapa yang mendapatkan petunjuk.[1]

      PENJABARAN AYAT

      Firman Allâh Azza wa Jalla :

      وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

      Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh

      Pada ayat ini, Allâh Azza wa Jalla memberikan perintah kepada Nabi-Nya dan perintah ini berlaku juga kepada seluruh pengikutnya. Yaitu perintah agar tidak mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini. Karena kebanyakan mereka berada dalam kesesatan. Jika seseorang tetap mengikuti mereka, maka ini akan menyebabkannya tersesat dari jalan Allâh Azza wa Jalla .

      Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allâh Azza wa Jalla memberitahukan tentang keadaan sebagian besar penduduk bumi dari anak keturunan Adam yang berada dalam kesesatan.”[2]

      Kebanyakan manusia tidak mengikuti ajaran yang murni dari Allâh Azza wa Jalla . Ajaran yang mereka anut adalah ajaran-ajaran yang menyimpang, amalan-amalan mereka bercampur dengan hal-hal baru yang mereka ada-adakan sendiri tanpa petunjuk dari Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

      Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya sebagian besar dari mereka telah menyimpang dalam agama, amalan-amalan dan ilmu-ilmu mereka. Agama-agama mereka telah rusak, amalan-amalan mereka mengikuti hawa nafsu mereka; dan ilmu-ilmu mereka tidak didasarkan atas penelitian untuk mencari kebenaran dan tidak bisa mendapatkan jalan yang lurus.”[3]

      Hapus
  42. Kita tidak bisa menjadikan apa yang dipegang oleh kebanyakan manusia sebagai suatu kebenaran jika mereka berada dalam kesesatan. Gaya hidup menyimpang yang terus berkembang, kemaksiatan dan kesesatan yang terus merajalela, jangan sampai membuat kita tergiur dan terpengaruh. Sebagian kaum Muslimin merasa tidak enak jika menyelisihi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat di dunia ini, padahal kebiasaan itu salah. Sebagai seorang Muslim kita harus berpegang kepada kebenaran yang diturunkan oleh Allâh Azza wa Jalla .

    Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya jumlah yang banyak bisa menjadi suatu kesesatan. Allâh Azza wa Jalla berfirman, (yang artinya), “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allâh.” Dan di sisi lain, dengan jumlah yang banyak, seseorang bisa tertipu dengannya dan dia menyangka bahwa dia tidak akan terkalahkan dan pasti menang. Ini juga termasuk sebab dari kesesatan. Dan jumlah yang banyak jika kita lihat kepada sebagian besar penduduk bumi, maka kebanyakan mereka sesat dan janganlah kamu tertipu dengan mereka. Janganlah kamu katakan, ‘Sesungguhnya manusia telah berpegang pada ini, bagaimana mungkin saya menyelisihi mereka?”[4]

    Pesan yang sangat indah disampaikan oleh Imam al-Fudhail bin ‘Iyâdh rahimahullah,, beliau pernah mengatakan, “Ikutilah jalan-jalan petunjuk dan sedikitnya orang yang mengikutinya tidak akan berbahaya bagimu. Jauhilah jalan-jalan kesesatan dan janganlah tertipu dengan banyaknya jumlah orang yang binasa (terjerumus di sana).”[5]

    AYAT-AYAT YANG SEMISAL DENGAN LAFAZ DI ATAS

    Ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menunjukkan bahwa kita tidak boleh mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi ini, di antaranya adalah firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

    وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ

    Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman – walaupun kamu sangat menginginkannya- [Yûsuf/12:103]

    Begitu juga firman Allâh:

    وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

    Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allâh, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allâh (dengan sembahan-sembahan lain). [Yûsuf/12:106]

    Dan juga firman-Nya:

    وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَٰذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَىٰ أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا

    Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Quran ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya) [Al-Isra’/17:89]

    Dan juga firman-Nya:

    وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِمْ مِنْ عَهْدٍ ۖ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ

    Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik [Al-A’râf/7:102]

    Dengan demikian, kita bisa memahami bahwa Allâh Azza wa Jalla mensifati sebagian besar manusia di muka bumi ini dengan sifat: sesat, kafir (ingkar), syirik dan fasik, serta tidak beriman kepada Allâh Azza wa Jalla .



    Read more https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

    BalasHapus
  43. TIDAK BOLEH TERTIPU DENGAN JUMLAH YANG BANYAK

    Di antara para Nabi ada yang memiliki pengikut hanya satu atau dua orang, karena kebanyakan manusia pada saat itu berada dalam kesesatan. Pengikut nabi tersebut meskipun hanya sedikit jumlahnya, mereka tidak tertipu dengan banyaknya manusia yang berada dalam kesesatan.

    Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ، فَجَعَلَ يَمُرُّ النَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلُ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّجُلاَنِ، وَالنَّبِيُّ مَعَهُ الرَّهْطُ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ

    Ditunjukkan kepadaku umat-umat. Kemudian lewatlah seorang nabi bersama satu orang (pengikut), seorang Nabi bersama dua orang (pengikut) dan seorang Nabi bersama beberapa orang dan seorang Nabi yang lewat tidak bersama siapa pun …. [6]

    Firman Allâh ta’ala:

    إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

    Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah mengira-ngira saja

    Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Bahkan tujuan mereka adalah mengikuti prasangka yang tidak mengandung kebenaran. Mereka hanya mengira-ngira dalam berbicara tentang Allâh Azza wa Jalla dalam masalah yang tidak mereka ketahui. Jika seperti ini keadaannya, maka sangat wajar, jika Allâh Azza wa Jalla memperingatkan para hamba-Nya dari keburukan tersebut dan menjelaskan keadaan mereka. Meskipun yang diajak bicara pada ayat ini adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (namun) sesungguhnya umatnya mengikuti Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam seluruh hukum yang tidak dikekhususkan buat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam .”[7]

    Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang kafir berada dalam kesesatan karena dalam beragama mereka hanya mengikuti prasangka dan mengira-ngira akan suatu kebenaran sehingga mereka harus membuat kedustaan demi kedustaan atas nama Allâh Azza wa Jalla .

    AYAT-AYAT YANG SEMISAL DENGAN AYAT INI

    Ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menunjukkan bahwa mereka hanya beragama dengan prasangka-prasangka saja. Diantaranya firman Allâh Azza wa Jalla :

    وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

    Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allâh’. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang orang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.” [An-Nisâ/4:157]

    Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

    سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّىٰ ذَاقُوا بَأْسَنَا ۗ قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا ۖ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ

    Orang-orang yang mempersekutukan Rabb akan mengatakan, ‘Jika Allâh menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun.’ Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah, ‘Adakah kalian mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kalian mengemukakannya kepada Kami?’ Kalian tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.” [Al-An’âm/6:148]

    BalasHapus
  44. Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

    وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا ۚ إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

    Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allâh Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. [Yûnus/10:36]

    Dengan demikian kita dapat memahami bahwa mereka beragama hanya dengan prasangka-prasangka dan kedustaan-kedustaan saja.

    Firman Allâh Azza wa Jalla:

    إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

    Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk

    Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “… Dan Allâh Azza wa Jalla yang memberi petunjuk dan wajib bagi kalian -wahai orang-orang yang beriman- untuk mengikuti semua nasihat juga perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena Allâh lebih tahu tentang hal-hal yang mendatangkan kebaikan buat kalian dan Allâh Azza wa Jalla lebih sayang kepada kalian daripada rasa sayang kalian terhadap diri kalian sendiri. Ayat ini menunjukkan agar seseorang tidak menjadikan banyaknya pengikut sebagai indikasi kebenaran, dan juga tidak mengidentikkan ketidakbenaran sesuatu dengan melihat jumlah pengikutnya yang sedikit. Bahkan kenyataannya berbeda dengan hal tersebut, justru para pengikut kebenaran itu jumlahnya lebih sedikit, namun mereka lebih besar kedudukan dan pahalanya di sisi Allâh.”[8]

    Imam al-Baghawi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Rabb-mu lebih mengetahui siapa di antara manusia yang sesat dari jalan-Nya. ‘Dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk.’ Allâh Azza wa Jalla mengabarkan bahwa Dia lebih mengetahui kelompok-kelompok sesat dan melampaui batas, dan Allâh akan membalas semuanya sesuai haknya.”[9]



    Read more https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

    BalasHapus
  45. KEBENARAN HARUS MEMILIKI BUKTI

    Kebenaran itu harus memiliki bukti. Oleh karena itu, kita tidak boleh tertipu dengan jumlah pengikut suatu agama, keyakinan atau aliran tertentu yang banyak. Yang menjadi timbangan kebenaran bukan banyak atau sedikitnya pengikut, namun yang menjadi timbangan adalah kebenaran.

    Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla telah menghukumi orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai orang yang sesat dan mereka menyangka bahwa mereka akan masuk ke dalam surga. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

    وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

    Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, ‘Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani.’ Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah, ‘Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.’ [Al-Baqarah/2:111]

    Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyuruh mereka untuk mendatangkan burhân (bukti), dan mereka tidak bisa mendatangkan bukti itu selama-lamanya. Diantara alasannya adalah kitab-kitab suci mereka, yaitu Taurat dan Injil, telah mengalami perubahan dari zaman ke zaman dan mereka pun meyakini akan terjadi perubahan tersebut.

    Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan suatu agama, kepercayaan, keyakinan atau aliran tidak bisa mendatangkan bukti akan kebenaran mereka, maka sudah sepantasnya kita tidak mengikuti mereka. Kebenaran adalah apa yang difirmankan oleh Allâh dalam al-Qur’an dan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bukan prasangka-prasangka dan pendapat-pendapat manusia.

    KEBENARAN AKAN MENJADI SUATU YANG ASING

    Di zaman sekarang ini, banyak sekali kaum Muslimin yang mengikuti dan meniru-niru orang kafir dan tidak mau mempelajari agama Islam. Akibatnya, banyak sekali kaum Muslimin yang tidak mengenal agama mereka sendiri. Bahkan ketika ada seseorang yang menjalankan ibadah atau berpenampilan sesuai dengan tuntunan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , banyak orang yang mengaku Muslim yang mengejek mereka, bahkan dengan lancang berani mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang sesat.

    Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

    بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ

    Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana dia datang, maka beruntunglah orang-orang yang asing tersebut.[10]

    Di dalam riwayat lain ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang siapakah orang-orang asing tersebut, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    قَوْمٌ صَالِحُونَ قَلِيلٌ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

    Mereka adalah orang-orang shalih yang jumlahnya sedikit di antara orang-orang buruk yang jumlahnya banyak. Orang yang menyelisihi mereka lebih banyak daripada orang yang menuruti mereka[11]



    Read more https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

    BalasHapus
  46. Mubârak bin Fadhâlah t meriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah , beliau mengatakan, “Seandainya ada seseorang yang mendapati kaum salaf generasi pertama kemudian dia dibangkitkan pada hari ini, maka dia tidak mengenal Islam sedikit pun.” Kemudian beliau meletakkan tangannya di pipinya dan berkata, “Kecuali shalat ini.”[12]

    Ibnu Wadhdhah meriwayatkan dari ‘Isa bin Yunus dari Al-Auza’i dari Hibban bin Abi Jabalah dari Abu Darda’ Radhiyallahu anhu , beliau berkata, “Seandainya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kalian pada saat ini, maka beliau tidak mengenal apa-apa yang dulu dikerjakan oleh beliau dan para Sahabatnya kecuali shalat.”

    Kemudian al-Auza’i rahimahullah mengatakan, “Bagaimana jika Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada saat ini?”

    ‘Isa bin Yunus berkata, “Bagaimana seandainya al-Auza’i mendapatkan zaman sekarang ini?”[13]

    Ini adalah perkataan beliau-beliau pada zaman dimana mereka hidup, Bagaimana jika para Ulama itu melihat manusia pada zaman kita sekarang ini?

    JIKA DI ANTARA KAUM MUSLIMIN TERSEBAR KEBATILAN DAN KESESATAN

    Jika di antara kaum Muslimin tersebar kebatilan dan kesesatan, maka kita tidak boleh mengikuti mereka meskipun jumlah mereka sangat banyak. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa kebanyakan kaum Muslimin berada dalam kesesatan sebagaimana sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yang artinya, ” Orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi 71 kelompok, orang-orang Nasrani berpecah-belah menjadi 72 kelompok dan umatku akan terpecah belah menjadi 73 kelompok.”

    Dan dalam riwayat Ibnu Majah terdapat tambahan, “Satu kelompok berada di surga dan 72 kelompok berada di neraka.” Beliau pun ditanya, “Siapakah mereka?” Beliau menjawab, “al-Jama’ah.”[14]

    Ini menunjukkan bahwa kelompok yang sesat jumlahnya banyak sementara kelompok yang benar hanya satu. Akan tetapi, perlu penulis garis bawahi bahwa yang ketujuh puluh dua kelompok yang diancam untuk masuk neraka masih dikategorikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai umatnya. Jika tergolong sebagai umatnya, maka di akhirat mereka tetap berada di bawah kehendak Allâh Azza wa Jalla . Artinya, jika Allâh Azza wa Jalla berkehendak untuk mengadzabnya maka Allâh akan adzab mereka, jika Allâh Azza wa Jalla berkehendak untuk mengampuni mereka, maka mereka akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla .

    Hal penting yang harus diperhatikan juga adalah kelompok-kelompok menyimpang yang keluar dari agama Islam dan memang bukan Islam tidak dikategorikan sebagai umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok yang menyimpang tersebut, tetapi dikategorikan sebagai orang-orang kafir.



    Read more https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

    BalasHapus
  47. TIDAK BOLEH MENYELISIHI AL-JAMA’AH?

    Sebagian kaum Muslimin menganggap bahwa kita tidak boleh menyelisihi kebanyakan jamaah kaum Muslimin atau sebagian besar kaum Muslimin, karena Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut satu kelompok yang selamat tersebut dengan nama al-jamâ’ah. Maka kita katakan perkataan tersebut tidak benar, karena yang dinamakan dengan al-jamâ’ah yang dimaksud pada hadits tersebut adalah Jamaah kaum Muslimin yang pertama, sebelum terjadi banyak peyimpangan. Adapun setelah kaum Muslimin menyimpang, maka kita tetap harus mengikuti jamaah kaum Muslimin yang pertama dan tidak mengikuti jamaah kaum Muslimin yang menyimpang, meskipun jumlah mereka sangat banyak.

    ’Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu pernah mengatakan, “Sesungguhnya yang dinamakan al-jamâ’ah adalah apa-apa yang sesuai dengan ketaatan kepada Allâh meskipun engkau sendirian.”[15]

    Abu Syâmah rahimahullah mengatakan, “Telah datang perintah untuk berpegang teguh kepada al-jamâ’ah. Yang dimaksud dengannya adalah berpegang teguh dengan kebenaran dan mengikutinya, meskipun orang yang berpegang dengan kebenaran sedikit sementara orang yang menyelisinya banyak. Karena kebenaran adalah yang pernah ditempuh oleh jamaah pertama yang terdiri dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya g dan kita tidak melihat kepada banyaknya jumlah orang-orang yang berada dalam kebatilan setelah mereka.”[16]

    KESIMPULAN

    Berdasar uraian di atas maka kita bisa simpulkan beberapa hal sebagai berikut:

    Kebanyakan manusia di atas muka bumi adalah orang-orang yang menyimpang, sehingga kita tidak boleh mengikuti penyimpangan mereka atau jangan sampai kita tertipu dengan jumlah mereka yang banyak.
    Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan orang-orang yang menyimpang hanya mengikuti prasangka-prasangka dan kedustaan-kedustaan saja dalam beragama dan mereka tidak memiliki burhân (bukti) atas apa yang mereka lakukan.
    Kebenaran harus bisa dibuktikan dan dia harus berasal dari Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
    Sangat sedikit di akhir zaman orang-orang yang memahami kebenaran dan kebenaran tersebut akan terlihat asing oleh orang-orang Islam sendiri.
    Kaum Muslimin akan senantiasa mendapatkan petunjuk di jalan yang lurus selama mereka berpegang teguh dengan jamaah kaum Muslimin yang pertama, yaitu jamaah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Sahabatnya Radhiyallahu anhum.
    Demikian tulisan ini. Mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allâh Azza wa Jalla senantiasa menunjuki kita ke jalan yang lurus. Amin.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aisarut-Tafaasiir li kalaam ‘Aliyil-Kabiir wa bihaamisyihi Nahril-Kahir ‘Ala Aisarit-Tafaasiir. Jaabir bin Musa Al-Jazaairi. 1423 H/2002. Al-Madinah: Maktabah Al-‘Ulûm wal-hikam
    Al-Baa’its ‘Ala Inkaaril-Bida’ Wal-Hawaadits. ‘Abdurrahman bin Ismaa’iil Abu Syaamah. Kairo: Darul-Huda.
    Al-Intishaar lihizbillaah Al-Muwahhidiin War-Raddu ‘Ala Al-Mujaadil ‘Anil-Musyrikin. ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman bin ‘Abdil-’Aziiz Abaa Bathiin. Tahqiiq: Al-Waliid bin ‘Abdirrahman Al=Furayyaan. Ar-Riyaadh: Dar Thaibah.
    Al-I’tishaam. Abu Ishaaq Asy-Syaathibi. Mesir: Al-Maktabah At-Tijaariyah Al-Kubra.
    Ma’aalimut-tanziil. Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’uud Al-Baghawi. 1417 H/1997 M. Riyaadh:Daar Ath-Thaibah.
    Tafsiir Al-Qur’aan Al-‘Adzhiim. Isma’iil bin ‘Umar bin Katsiir. 1420 H/1999 M. Riyaadh: Daar Ath-Thaibah.
    Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan. Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.
    Dan lain-lain. Sebagian besar telah tercantum di footnotes.
    [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIX/1437H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
    _______

    BalasHapus
  48. Jadi kesimpulannya :
    Kewajiban Kita umat islam harus mengikuti petunjuknya Rasulullah & para sahabat'nya. Jangan mengikuti petunjuk petunjuk lain, entah itu ormas,organisasi, aliran, kelompok, pemahaman ataupun yang lain lain, karena kebanyakan manusia di muka bumi ini tersesat & kufur. Cukuplah dalil dalil Al-Qur'an & Hadist "as'sunnah" beserta tafsiran para sahabat,tabiin,tabiut tabiin yang dijadikan petunjuk keselamatan. untuk apa rasull diutus ?? AllAH mengutus seorang rosull dimuka bumi ini untuk diikuti bukan untuk diperselisihkan. Bukan mengikuti manusia yang lain, ingatlah orang orang sombong adalah orang yang menolak kebenaran & merendahkan manusia lainnya. Kami disini tidak ada maksud untuk menyesat nyesatkan saudara semuslim. Namun kami hanya mengingatkan saudara untuk kembalilah kejalan yang lurus dengan hanya mengikuti petunjuk AllAH & rasull, karena akan membawa kita kejalan keselamatan didunia & akhirat. Jangan terlalu banyak mempelajari ilmu filsafat saudaraku, karena ilmu filsafat bukan dari islam, ilmu filsafat itu berasal dari yunani, orang orang kaum musryikin,kaum penyembah berhala, penyembah bintang bintang. yang membuat ilmu filsafat adalah plato & muridnya aristoleles, kemudian dimasukan kedalam islam oleh al farabi & ibnu sina. berbahaya sekali jika umat islam berbicara kebenaran selalu berdalih bukan berdalil pakai al quran & hadist. Bahaya ilmu filsafat untuk
    Umat islam adalah akan merusak tauhid & aqidah. Karena sumber liberalisme pencampur adukkan agama semua berasal dari ajaran filsafat. Begitupun dengan orang orang ateis yang tidak percaya dengan tuhan, mereka terlalu banyak mempelajari filsafat. Kata imam as syafi'i : ilmu filsafat adalah ilmu kebodohan. Dizaman imam syafi'i jika ada umat islam yang mempelajari ilmu filsafat akan dihukum arak, dikelilingi ke kampung kampung sambil dipukuli pakai pelepah kurma. Bahanya ilmu filsafat untuk umat islam adalah mentuhankan akal logika semata, jika dibawakan dalil dalil dari al qur'an & hadist beserta tafsirnya akan ada keraguan pada dirinya. Jika ingin mengenal AllAH & ruh kita, pelajarilah tauhid, fiqih asma ul husna, disitu kita akan tahu ruh kita,nama nama AllAH & sifat sifatnya. Belajarlah menerima kebenaran akhi, bukan mencari pembenaran. Bukti buktinya semua ada di kitab kitab bawah ini :
    Footnote
    [1] Lihat Aisar at-Tafâsîr, hlm. 415-416

    [2] Tafsîr Ibni Katsîr, III/322

    [3] Tafsîr as-Sa’di, hlm. 42

    [4] Lihat al-Qaulul-Mufîd, I/110

    [5] Al-I’tishâm lisy-Syâthibi, I/83

    [6] HR. Al-Bukhâri, no. 5752

    [7] Tafsîr as-Sa’di, hlm. 42

    [8] Tafsîr as-Sa’di, hlm. 42

    [9] Tafsir Al-Baghawi III/181

    [10] HR. Muslim no. 145/232

    [11] HR. ‘Abdullah bin al-Mubârak dalam Musnad Ibni al-Mubârak, no. 23 dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabîr no. 1457. Syaikh Al-Albani rahimahullah menyatakan hadits ini shahih di dalam ash-Shahîhah, no. 1619

    [12] Al-Intishâr lihizbillâh al-Muwahhidîn, hlm. 92

    [13] Al-Intishâr lihizbillâh al-Muwahhidîn, hlm. 94

    [14] HR. Abu Dâwud, no. 4598 dan Ibnu Majah no. 3992. Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakan hadits ini shahih dalam ash-Shahîhah, no. 203

    [15] HR. Al-Lâlikâ-i dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal-jamaah no. 160

    [16] Al-Bâ’its ‘Ala Inkâril-Bida’ Wal-Hawâdits, hlm. 22



    Read more https://almanhaj.or.id/6531-jika-beragama-mengikuti-kebanyakan-orang.html

    BalasHapus
  49. Kalau memang kalian benar : buktinya mana ?? Ada dikitab apa ?? tafsiran siapa ? Nukilan siapa ? Apakah sohih,atau dhoif atau maudhu ??. Ingat saudaraku mempelajari al quran pakai akal logika sendiri saja tidak cukup, penyebab umat islam tersesat adalah hanya memahami ayat ayat al quran pakai akal logika sendiri & hawa nafsu sendiri. Padahal setiap 1 ayat al quran itu ada tafsirannya dihadist nabi & diayat al quran lainnya. Belajarlah dengan para guru guru yang sudah pengalaman kuliah di universitas islam madinah. Karena gudangnya ilmu keislaman ada disana pusatnya di arab saudi, mekkah & madinah. Guru guru pengajian kami pun rata rata lulusan universitas islam madinah. arab saudilah lautannya ilmu untuk umat islam karena fatwa fatwa ulama sana selalu dijadikan rujukan untuk umat islam diseluruh dunia. Mengapa hanya arab saudi yang dijadikan lautan ilmu untuk umat islam. Karena Rasull & para sahabat lahir disana. Rasull kita saja lahir dimekkah kemudian hijrah ke madinah. Kalau tidak percaya, saudara boleh cekk guru guru kami yang lulusan madinah, bahkan ada 1 guru kami yang menjadi penceramah tetap dimasjid nabawi "kota madinah". Yaitu : Ustadz.Dr.firanda andirja.Lc.MA. saudara silahkan cek diyoutube video video kajiannya. Ustadz.Dr.khalid basalamah. Jika ingin mempelajari islam dengan tauhid & akidah yang benar silahkan lihat cuplikannya diyoutube, klik ustadz yazid bin abdul qodir jawas - mulia dengan manhaj salaf. Tonton sampai selesai agar tidak ada salah faham

    BalasHapus
  50. Surat Al-Jinn Ayat 23
    إِلَّا بَلَاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالَاتِهِ ۚ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا


    Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalah-Nya. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

    BalasHapus
  51. Yaa ayyuhallazi naamanu quanfusakum wa ahlikum naaro..!!!

    BalasHapus
  52. Kebenaran hanya milik ALLAH semata.

    BalasHapus
  53. apakah benar AKI tidak perluh lagi mengerjakan Shalat wajib 5 waktu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu tidak benar dari THN 1969 sampai sekarang sholat 5waktu itu hukum nya wajib di Aki di wajibkan buku panduan Aki THN 1969 smpe sekarang itu wajib.masalah sholat atw tidak itu tergantung dari orngya.byk bukan umat Aki tdk sholat.byk juga umat Aki sholat.menurut saya tiggl dari pengurus aki nya cara penyampaianya

      Hapus